Keutamaan Cinta Karena Allah SWT
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda :
Bahwasanya Allah berfirman pada hari kiamat, "Manakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-KU? Aku akan menaungi mereka dalam naungan-KU pada hari ini, hari yang tidak ada naungan selain naungan-KU". (HR Muslim)
Penjelasan
Dalam pertemanan, hawa nafsu selalu membujuk manusia untuk mencari selain ridha Allah.
Karena mencari keduniaan memang kecenderungan jiwa manusia. Sedangkan orang yang bisa mencintai karena Allah, berarti mereka telah berhasil memaksa jiwanya untuk melawan hawa nafsunya, sehingga kecintaan dan kasih sayang mereka hanya tunduk kepada ridha Allah, tanpa memikirkan tujuan keduniaan. Ini merupakan perkara yang sangat mulia.
Manusia tidak akan bisa saling mencintai karena Allah sampai mereka juga bisa berteman
di bawah perlindungan Allah secara maknawi ketika di dunia, yaitu menundukkan hati mereka untuk mentaati Allah, selalu mendahulukan keridhaan-NYA, serta mencari apa yang ada di sisi-NYA.
Oleh sebab itu, mereka akan berkumpul pada hari kiamat di bawah naungan Allah yang sebenarnya, yaitu di bawah 'Arsy-NYA.
Dalam hadits yang lain disebutkan, "Keduanya berkumpul dan berpisah hanya karena Allah". Maksudnya, mereka berkumpul karena Allah sampai mereka dipisahkan oleh kematian, atau salah satu dari mereka berpisah.
Hadits ini juga mengandung pengertian bahwa persahabatan keduanya dilakukan karena Allah. Jika salah satu dari mereka berpaling dari tujuan persahabatan yang sebenarnya (mencari ridha Allah), maka dia akan meninggalkannya. (Ibnu Rajab Al-Hanbali, Fathul Bari : Syarh Shahih Al-Bukhari).
Lantas siapakah yang dimaksud dengan "orang-orang yang mencintai karena keagungn-KU? ".
An-Nawawi menerangkan :
"Mereka adalah orang-orang yang mencintai dengan tujuan agar bisa lebih mentaati Allah, agar bisa saling mengingatkan untuk melaksanakan perintah-perintah- NYA dan menjauhi larangan-larangan- NYA (ber-tawashau bil haqq), dan bukan karena tujuan keduniaan (meraih harta, pangkat, kedudukan, wanita, dsb)".
Al-Qadhi Iyyadh berkata :
"Penyandaran lafal Azh-Zhill (naungan) kepada Allah mengandung arti kepemilikan. Karena setiap naungan adalah milik Allah dan merupakan ciptaan dari kekuasaan-NYA. Dan yang dimaksud dengan naungan disini adalah perlindungan di bawah 'Arsy-NYA, sebagaimana dijelaskan dalam hadits lain yang menerangkan hal tersebut".
Sedangkan maksud dari "hari yang tidak ada naungan selain naungan-NYA" adalah hari kiamat, ketika semua manusia berdiri untuk menghadap Allah, Rabb semesta alam, dan ketika itu matahari direndahkan di atas kepala mereka, dan panasnya semakin bertambah hingga menyebarkan banjir keringat".
Sumber : DR. 'Aidh Al-Qarni, MA -- 40 Hadits Qudsi & Dzikir
Bahwasanya Allah berfirman pada hari kiamat, "Manakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-KU? Aku akan menaungi mereka dalam naungan-KU pada hari ini, hari yang tidak ada naungan selain naungan-KU". (HR Muslim)
Penjelasan
Dalam pertemanan, hawa nafsu selalu membujuk manusia untuk mencari selain ridha Allah.
Karena mencari keduniaan memang kecenderungan jiwa manusia. Sedangkan orang yang bisa mencintai karena Allah, berarti mereka telah berhasil memaksa jiwanya untuk melawan hawa nafsunya, sehingga kecintaan dan kasih sayang mereka hanya tunduk kepada ridha Allah, tanpa memikirkan tujuan keduniaan. Ini merupakan perkara yang sangat mulia.
Manusia tidak akan bisa saling mencintai karena Allah sampai mereka juga bisa berteman
di bawah perlindungan Allah secara maknawi ketika di dunia, yaitu menundukkan hati mereka untuk mentaati Allah, selalu mendahulukan keridhaan-NYA, serta mencari apa yang ada di sisi-NYA.
Oleh sebab itu, mereka akan berkumpul pada hari kiamat di bawah naungan Allah yang sebenarnya, yaitu di bawah 'Arsy-NYA.
Dalam hadits yang lain disebutkan, "Keduanya berkumpul dan berpisah hanya karena Allah". Maksudnya, mereka berkumpul karena Allah sampai mereka dipisahkan oleh kematian, atau salah satu dari mereka berpisah.
Hadits ini juga mengandung pengertian bahwa persahabatan keduanya dilakukan karena Allah. Jika salah satu dari mereka berpaling dari tujuan persahabatan yang sebenarnya (mencari ridha Allah), maka dia akan meninggalkannya. (Ibnu Rajab Al-Hanbali, Fathul Bari : Syarh Shahih Al-Bukhari).
Lantas siapakah yang dimaksud dengan "orang-orang yang mencintai karena keagungn-KU? ".
An-Nawawi menerangkan :
"Mereka adalah orang-orang yang mencintai dengan tujuan agar bisa lebih mentaati Allah, agar bisa saling mengingatkan untuk melaksanakan perintah-perintah- NYA dan menjauhi larangan-larangan- NYA (ber-tawashau bil haqq), dan bukan karena tujuan keduniaan (meraih harta, pangkat, kedudukan, wanita, dsb)".
Al-Qadhi Iyyadh berkata :
"Penyandaran lafal Azh-Zhill (naungan) kepada Allah mengandung arti kepemilikan. Karena setiap naungan adalah milik Allah dan merupakan ciptaan dari kekuasaan-NYA. Dan yang dimaksud dengan naungan disini adalah perlindungan di bawah 'Arsy-NYA, sebagaimana dijelaskan dalam hadits lain yang menerangkan hal tersebut".
Sedangkan maksud dari "hari yang tidak ada naungan selain naungan-NYA" adalah hari kiamat, ketika semua manusia berdiri untuk menghadap Allah, Rabb semesta alam, dan ketika itu matahari direndahkan di atas kepala mereka, dan panasnya semakin bertambah hingga menyebarkan banjir keringat".
Sumber : DR. 'Aidh Al-Qarni, MA -- 40 Hadits Qudsi & Dzikir
Dibuat Oleh: Tim Depko-Fushi
0 komentar:
Kotak komentar pada artikel ini masih kosong, Silahkan diisi untuk menambah semangat kami untuk terus berkarya memberikan informasi kepada anda semua yang membaca di blog ini
Tak ada yang bisa kami berikan selain ucapan terima kasih karena telah memberikan apresiasi terhadap artikel-artikel Fushilat 2004
Post a Comment